Kamis, 18 Maret 2010

sepenggal cerita

sampailah saya bersama rekan2 saya ke suatu desa,,,
pertama datang kedesa tersebut,,, kegiatan yang paling dominan dari yang saya lihat, penanmbangan kapur yang luar biasa, para lelaki2 kuat itu setiap hari mengkikis gunung kapur yang memiliki pesona kars, goa - goa alami, sumber air dan meninggalkan tanah2 terlantar itu hanya ditunbuhi ilalang,,,

faktor ekonomi memang benar mungkin menjadi penyebab, para lelaki kuat itu memilih pilihan itu padahal bila melihat pilihan lain mungkin akan ada yang bisa dipilih selain terus menerus mengkikis habis gunung kapur.

pabrik besarlah yang menampung hasil tambang mereka, hmmm,,, saya terkejut ketika saya mengetahui pabrik besar itu menggunakan bom untuk mengkikis lebih cepat gunung kapur tersebut. padahal dengan metode peng-bom-an pernah merugikan warga setempat.

asap hitam mengepul 24 jam setiap harinya untuk membakar batu kapur itu bisa dibayangkan apa yang bisa dibakar untuk mampu menyalakan api terus dan berkobar, selama 24 jam....
akan menghabiskan beribu-ribu kubik kayu setiap bulannya.... hmmmm dari mana ya,, kayu - kayu itu didapat??? mereka juga menggunakan ban bekas dengan memakai blower agar api yang berkobar terus selama 24 jam setiap hari, asap hitam yang mengepul setiap hari itu semakin legam saja,,, tahu kah anda siapa yang menghirup asap legam itu????

hmmm,,,,
bisakah semua itu dihentikan????
demi air yang akan terus mengalir dari gunung kars itu, demi goa - goa indah yang ada didalamnya,,,
tanami dan rawatlah, apa saja yang mampu tumbuh ditanah itu, berikan kehidupan untuk tanaman, tanah, gunung, air, goa.... maka mereka akan memberimu kehidupan yang lebih indah dari apa yang bisa kamu rasakan sekarang,,,,,

hmmmm,,,, semoga lisna bisa melakukan sesuatu di desa ini sampai saatnya nanti, alam indah akan memberi keberkahan untuk manusia,,,,,

Jumat, 12 Maret 2010

PENETAPAN KADAR AIR BENIH

Oleh A5 :

Lisna Devi Sapitri

A24080009

Khaerin Nida

A24060919

Pendahuluan

A. Latar belakang

Salah satu faktor penting yang harus diperhatikan pada saat pemanenan, pengolahan, penyimpanan dan pemasaran benih adalah kadar air. Kadar air benih adalah berat air yang hilang bila benih dipanaskan sesuai dengan metode baku dinyatakan dalam persen terhadap berat awal. Kadar air benih juga menetukan ketepatan saat panen, tingkat kerusakan mekanis saat pengolahan, mempertahankan viabilitas benih selama penyimpanan. Sehingga pengukutan kadar air benih harus dilakukan dalam pengujian mutu benih.

Pada benih tertentu contohnya benih padi diperlukan pengeringan terlebih dulu dengan tujuan untuk mencegah kerusakan mekanis dan mencegah dari serangan cendawan atau bakteri, mempertahankan viabilitas, dan agar diketahui berapa lama benih dapat disimpan.

Penetapan kadar air terutama dilakukan pada benih ortodoks yang mempunyai daya simpan yang lama dan dalam kondisi penyimpanan yang sesuai dapat membentuk cadangan benih yang besar di tanah (Schmidt, 2000). Semakin rendah kadar air semakin lama benih dapat mempertahankan viabilitasnya. Ada dua metode yang akan diterapkan dalam praktikun ini yaitu metode langsung dan metode tidak langsung

B. Tujuan

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar air benih menggunakan metode langsung dengan oven suhu tinggi (1350C), dan metode tidak langsung menggunakan Steinlite moisture tester.

C. Bahan dan Metode

1. Waktu dan tempat

Praktikum dilaksanakan pada hari Senin 1 Maret 2010, pukul 07:00 – 10:00 WIB di lab kering Leuwikopo

2. Bahan dan alat

Bahan yang digunakan adalah benih padi lot kering dan lot basah ( 5g untuk metode langsung tiga kali ulangan dan 100g untuk metode tidak langsung tiga kali ulangan ). Alat yang digunakan adalan oven, timbangan digital, neraca ohauss, baskom, ayakan, skapel, desikator, blender,cawan dan tutupnya, plastik dan steinlite

3. Metode Praktikum

Metode langsung

· Ambil benih padi untuk lot basah dan lot kering kemudian di blender selama 1 menit.

· Timbang cawan dan tutup (M1), kemudian tambahkan 5g benih yang sudah dihaluskan kedalam cawan dan timbang kembali (M2).

· Masukan cawan yang berisi benih dan tutupnya, tapi cawan tidak ditutup pada saat didalam oven, selama 1 jam pada suhu 1350C.

· Setelah 1 jam cawan ditutup dan keluarkan dari oven, kemudian langsung masukan ke desikator selama 30 menit sampai dingin.

· Timbang kembali cawan, tutup dan benihnya (M3)

· Hitunglah kadar air benih dengan rumus KA =

Metode tidak langsung

· Timbang masing – masing benih 100g tiap lot untuk tiga kali ulangan.

· Kadar air diukur dengan steinlite moisture tester

· Nyalakan steinlite moisture tester lalu panaska selama 5 menit

· Putar tombol hitam besar sampai kebulatan merah, putar tombol balance sampai jarum menunjukan ke 45, lalu putar kembali tombol hitam yang besar ke huruf E

· Posisi skrup ditutup, masukan benih secara merata kemudian posisi skrup dibuka lagi

· Putar tombol yang hitam besar ke A apabila jarum belum bergerak putar jarum ke B untuk lot kering, putar ke C untuk lot basah.

· Baca sekala yang ditunjukan jarun dan lihat tabel

· Tarik tank pembatas yang warna hitam sehingga benih masuk kedalam laci dan diamkan selama 5 menit

· Buka laci lalu lihat sekala yang ditunjukan jarum yang ada pada laci dan baca tabel corection

· Hitung kadar air benihnya

Hasil dan Pembahasaan

Pengukuran kadar air benih digunakan untuk mengetahui viabilitas suatu benih, dengan mengunakan dua metode yaitu metode langsung dan tidak langsung. Berikut ini hasil dari pengukuran benih metode langsung dan tidak langsung.

Tabel penetuan kadar air benih padi dengan metode oven dan steinlite

Benih

ulangan

Lot kering

Lot basah

oven

Steinlite

oven

steinlite

Padi

1

10

9,42

22

22,38

2

10

9,80

20

23,09

3

10

9,28

20,5

23,03

Rata - rata

10

9,5

20,8

22,8

Pada tabel diatas menunjukan adanya perbedaan hasil kadar air yang telah dihitung mengunakan dua metode yang berbeda, seharusnya hasilnya sama walaupun dengan metode yang berbeda, mungkin karena kesalahan paralaks, kesalahan membaca jarum steinlie atau mungkin juga salah membaca suhu. Tapi ini membuktikan bahwa tiap metode tidak selalu efektif untuk setiap jenis benih yang akan diuji. Kadar air ideal untuk benih padi adalah 13% dalam kadar air ideal ini benih dapat mempertahankan viabilitasnya. Jika terlalu randak kadar airnya mungkin benih tidak dapat hidup. Kadar air yang terlalu tinggi pun dapat menyebabkan benih terserang bakteri atau cendawan.

Kesimpulan

Hasil dari percobaan ini rata – rata kadar air untuk lot kering menggunakan oven 10%, dengan steinlite 9,5%. Untuk lot basah dengan oven 20,8% dengan steinlite 22,8%. Yang lebih efektif untuk pengujian kadar air benih padi dengan metode langsung karena pengaruh lingkungan dan kesalahan paralaksnya lebih sedikit, daripada dengan metode tidak langsung.

Daftar pustaka

Widajati, Eny dkk Diktat Kuliah & Penuntun Praktikum Dasar Ilmu & Teknologi benih

SNI 01-6233.1-2003 Benih Padi Bagian 1 (14:30 WIB)

http://www.indonesianforest.com/atlas benih / penjelasan. htm (14:45)

sulsel.litbang.deptan.go.id (16:30)